DESA WISATA KARANGTENGAH GEOSTRATEGI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

HIDAYAT A 03 Oktober 2018 22:50:45 WIB

Desa wisata di Karangtengah saat ini bergeliat telah berkembang dengan baik, dengan potensi wilayahnya dari basis sumber daya alam dan budaya. Di samping memperbanyak paket-paket wisata berbasis sumber daya perdesaan tersebut, saat ini telah banyak pula desa-desa yang mengembangkan pariwisata berbasis pada lokalitas, seperti pondok wisata (homestay). Namun demikian masih banyak kegiatan pariwisata di perdesaan yang cenderung mengeksploitasi sumber daya yang ada. Kalau tidak hati-hati, tujuan membangun desa wisata kemudian bukan lagi untuk kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan desa namun hanya untuk mengejar jumlah kunjungan wisatawan. Akibatnya banyak daya tarik wisata perdesaan yang rusak karena bentuk-bentuk wisata massal yang dilakukan, padahal ini akan merusak sumber daya perdesaan jangka panjang. Hal ini menjadi catatan penting dalam pengembangan Desa Wisata di Lingkungan Karangtengah Imogiri Bantul.

 

Desa Wisata Hijau adalah konsep yang diperkenalkan untuk memperbaiki kondisi tersebut. Konsep ini merupakan jawaban atas kepedulian lingkungan sebagaimana yang disampaikan oleh UNECD. Tujuannya adalah untuk kesinambungan pembangunan, yang melibatkan tiga aspek yang saling berhubungan satu sama lainnya, yaitu aspek lingkungan, ekonomi dan sosial budaya . Konsep Pembangunan Berkelanjutan. Aspek lingkungan alam adalah kegiatan wisata yang tidak menimbulkan atau melakukan kerusakan pada lingkungan alam. Aspek lingkungan ekonomi adalah kegiatan pariwisata yang dapat membawa dampak positif dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

 

Aspek lingkungan sosial budaya adalah kegiatan pariwisata yang memberikan apresiasi tinggi pada potensi budaya sekaligus mendorong pelestarian dan pengembangannya. Konsep tersebut diadopsi dalam konsep pembangunan pariwisata berkelanjutan yang didefinisikan sebagai “Tourism that takes full account of its current and futureeconomic, social and environmental impacts, addressing the needs of visitors, the industry, the environment and host communities”, yaitu pariwisata yang memperhitungkan secara penuh dampak ekonomi, sosial dan lingkungan saat ini dan masa depan, memenuhi kebutuhan pengunjung, industri, lingkungan dan masyarakat setempat (UNEP and UNWTO (2005) Making Tourism More Sustainable – A Guide for Policy Makers). Dengan dasar konsep tersebut, maka bentuk pembangunan pariwisata berkelanjutan, yang juga diadopsi oleh Desa Wisata Hijau, mengarah pada beberapa prinsip dasar sebagai berikut: Mendorong tumbuhnya kegiatan wisata yang ramah dan peduli pada lingkungan; Mendorong pengembangan produk pariwisata berbasis pelestarian; Mendorong pengembangan produk pariwisata sesuai minat pasar berbasis pelestarian, misalnya wisata budaya, wisata pusaka (heritage tourism), wisata alam, dan

wisata kreatif;

 

Mendorong tumbuh dan berkembangnya pariwisata berbasis komunitas; Pembangunan desa selama ini masih sering menganut konsep “membangun desa” dan bukan “desa membangun”. Namun beruntungnya konsep ini secara tektualistik sudah masuk didalam Desa Karangtengah, dan nantinya diusahakan agar bisa lebih kontekstualistik. Pada konsep membangun desa, faktor eksternal lebih berperan menentukan arah pembangunan desa dan ini menyebabkan desa semakin tergantung pada bantuan luar. Sebaliknya, pada konsep desa membangun peran masyarakat justru menjadi faktor utama guna membangun desa yang berketahanan.

 

Dalam konteks pariwisata, besarnya peranan pihak luar sering mengarah bukan pada kebutuhan masyarakat desa. Untuk kepentingan nasional, pembangunan pariwisata perdesaan sering diarahkan pada konsep keserakahan (greedy tourism) dengan tujuan untuk mendatangkan jumlah wisatawan sebanyakbanyaknya. Sebaliknya, pembangunan bersama masyarakat akan menyebabkan pembangunan pariwisata mengarah pada bentuk pariwisata hijau (green tourism) karena berkaitan dengan kepentingan jangka panjang masyarakat itu sendiri.

 

Konsep Desa Wisata Hijau juga mengarah pada upaya untuk mengoptimalkan sumber daya pembangunan yang ada. Selama ini desa sebagai sebuah entitas kehidupan sering diperlakukan sebagai obyek pembangunan. Akibatnya banyak terjadi tumpang tindih kegiatan yang bukannya memperkuat namun justru melemahkan desa. Untuk itu, perlu dilakukan perencanaan dan pembangunan lintas sektor dan lintas daerah dengan tujuan mencapai perkembangan pariwisata yang berkelanjutan serta inklusif tanpa berdampak negatif bagi lingkungan hidup dan budaya setempat.

 

Tujuan utama pengembangan Desa Wisata Hijau adalah untuk mengubah pola piker pembangunan dari pariwisata berbasis keserakahan menjadi pariwisata hijau. Perubahan pola pikir ini menjelaskan bahwa tujuan pengembangan Desa Wisata Hijau tidak hanya untuk meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat dalam jangka pendek namun juga untuk tujuan pelestarian sumber daya dalam rangka pembangunan yang berkelanjutan. Beberapa manfaat pengembangan Desa Wisata Hijau adalah: Meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial budaya masyarakat melalui pendayagunaan sumber daya lokal; Mendorong penyadaran pada pelestarian lingkungan guna kepentingan pembangunan jangka panjang (prinsip pembangunan pariwisata berkelanjutan); Melestarikan dan mempromosikan warisan budaya bagi kesejahteraan masyarakat; Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan (prinsip pembangunan pariwisata berbasis komunitas); Memberikan kesejahteraan masyarakat dalam arti luas, termasuk kepuasan dan kebahagiaan masyarakat; Mendorong kunjungan wisatawan yang bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat lokal, dan bukan sebaliknya; dan Mendorong konsep keseimbangan kepuasan wisatawan (tourist satisfaction) dan kepuasan komunitas (communitysatisfaction) untuk menghindari terjadinya iritasi sosial di masyarakat lokal.

 

Pengembangan desa wisata Karangtengah ini menjadi bagian dari pembangunan nasional yang dilakukan secara sinergi, harmonis, dan dinamis oleh para stakeholder memecahkan permasalahan bangsa dalam menghadapi tantangan domestik maupun global. Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), merupakan penyelenggara negara yang memfasilitasi pelaksanaan pembangunan kepariwisata yang dilaksanakan dari, oleh dan untuk masyarakat. Implementasi pemberdayaan masyarakat mandiri bidang pariwisata melalui pariwisata perdesaan, merupakan satu contoh yang telah dijalankan oleh Kemenparekraf dalam mendukung program pembangunan nasional, dan masih sangat strategis untuk dilaksanakan dan disempurnakan di masa pemerintahan mendatang. Melalui pendekatan pembangunan pariwisata berkelanjutan, maka kesadaran slogan Karangtengah Membangun adalah konsep yang sangat berpengaruh, secara lokal adalah membangun gerakan dari semua elemen masyarakat Desa Karangtengah bersinergis dengan hal ini turut membangun Kemajuan Bangsa Indonesia secara luas.

 

Muslim Fidia Atmaja

Mangkupraba Institute

Komentar atas DESA WISATA KARANGTENGAH GEOSTRATEGI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Komentar
Isikan kode Captcha di atas
 

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Jumlah Pengunjung
Kebijakan Privasi

Website desa ini berbasis Aplikasi Sistem Informasi Desa (SID) Berdaya yang diprakarsai dan dikembangkan oleh Combine Resource Institution sejak 2009 dengan merujuk pada Lisensi SID Berdaya. Isi website ini berada di bawah ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International (CC BY-NC-ND 4.0) License